Subscribe Us

header ads

OVT...?

Oleh : Fikri

OVT…?

Dewasa ini, kita banyak menemukan masalah pada generasi muda atau yang sering kita sebut sebagai Gen Z. Banyak faktor yang memengaruhi hal tersebut beriringan dengan majunya teknologi, sehingga beberapa nilai dan norma pun banyak yang terkikis. Salah satu permasalahan yang kerap menimpa generasi muda zaman sekarang adalah overthinking. Kenapa hal tersebut dapat terjadi? Mari kita bahas lebih lanjut!

Istilah overthinking dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai terlalu banyak berpikir, yang sudah menjadi kebiasaan banyak orang.

Di saat seseorang mengalami overthinking maka ia akan terlarut dalam rasa kecemasan yang berlebihan dan berpikir terlalu berat terhadap apa yang telah ia alami. Namun, pada hakikatnya hal tersebut adalah sesuatu yang biasa saja di kalangan masyarakat umum.

Hal tersebut sering dialami karena generasi sekarang kurang mengenal siapa Tuhannya. Kebanyakan kasus overthinking disebabkan karena kurangnya rasa bersyukur terhadap apa yang telah dianugerahi Tuhan. 

Banyak yang menyalahkan situasi dan kondisi yang dia alami sehingga tanpa disadari, hal tersebut merusak jiwanya sendiri. Dan dari kerusakan jiwa yang parah, meningkatlah risiko terkena diabetes, stroke, atau serangan jantung.

Kekhawatiran terhadap sesuatu yang belum terjadi adalah sesuatu yang wajar bagi manusia. Namun, kekhawatiran terhadap sesuatu yang berlebihan akan berdampak buruk yang berujung pada perilaku ragu-ragu dan gelisah akan sesuatu hal. Allah SWT telah menetapkan jalan kehidupan seseorang yang disebut sebagai qadha. 

Adapapun takdir merupakan bentuk perwujudan dari ketetapan qadha Allah yang disebut sebagai qadar. Allah menentukan ketetapannya terhadap manusia. Namun, manusia masih diberikan kesempatan dalam memperjuangkan dan mengusahakan takdir baiknya.

Sebenarnya, overthinking tersebut bisa dicegah dan diobati dengan lebih mengenal hakikat Tuhan. Perlu diingat dalam kehidupan ini, setiap manusia memiliki prosesnya masing-masing dan Tuhan tidak akan membebani seseorang di luar batas kemampuannya.

 Sebagaimana disebutkan dalam Al Quran:
 “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya,”
(QS. Al- Baqarah ayat 286)

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram,”
(QS. Ar-Ra’d ayat 28)

Maka, sudah sepatutnya kita selalu berhusnudzan terhadap apa yang kita alami, karena Tuhan tahu yang terbaik untuk kita. Sesungguhnya Tuhan itu sesuai perasangka hamba-Nya.

Posting Komentar

4 Komentar

  1. MasyaAllah, betul bersyukur dan terima apa adanya membuat hati kita tenang

    BalasHapus
  2. Intinya dlm hidup ini. Banyak2 bersyukur kpd Allah.

    BalasHapus
  3. bagus ini pemaparannya,generasi muda yg seperti ini yg diharapkan punya pemikiran yg luas terhadap kehidupan & kepercayaan kepada Allah SWT

    BalasHapus