Dr. (H.C.) Lutfi Rauf Duta Besar Republik
Indonesia untuk Republik Arab Mesir mengucapkan selamat untuk umur Gontor yang keseratus pada acara
Silaturahim Akbar IKPM Gontor cabang Kairo dan Sujud Syukur Peringatan 100
tahun Gontor bersama bapak Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor di Kairo,
Mesir.
Pada acara yang diselenggarakan oleh IKPM Gontor cabang Kairo ini, Duta Besar hadir sebagai tamu kehormatan. Dalam kesempatan yang berharga, Dr. (H.C.) Lutfi Rauf
memberikan sambutan di hadapan keluarga besar Pondok Modern Darussalam Gontor
di Kairo. Pada sambutannya, beliau menyampaikan sebuah
harapan, “Dengan milad keseratus tahun ini, artinya kita sudah memasuki abad kedua
Pondok Modern Darussalam Gontor yang mudah-mudahan insyaallah akan terus
berkembang, memberikan kemanfaatan yang besar bagi kita semua, bagi kehidupan umat
manusia.”
Beliau mengutarakan bahwa umur Gontor yang keseratus ini merupakan penegasan dan bukti bahwasanya Pondok
Modern Darussalam Gontor merupakan lembaga yang berkiprah pada pembangunan
bangsa baik secara fisik maupun ide dan pemikiran.
Beliau juga menjabarkan tiga faktor yang menjadikan eksistensi Gontor
bisa istiqamah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sampai umur yang
keseratus, tiga faktor tersebut: 1) Sejak tahun 1958 Gontor telah diwakafkan
kepada umat Islam dan tidak lagi menjadi milik pribadi atau keluarga, 2)
Kehidupan di Pondok Modern Darussalam Gontor selalu didasarkan kepada Panca
Jiwa: jiwa keikhlasan, jiwa kesederhanaan, jiwa berdikari, jiwa ukhuwwah
islamiyyah, dan jiwa kebebasan, 3) Gontor menekankan pribadi muslim yang
sesuai dengan moto Gontor yaitu berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan
luas, berpikiran bebas.
Sebagai penutup, di hadapan perkumpulan almamater dengan jumlah warga
terbesar di kalangan mahasiswa Indonesia di Mesir ini, Bapak Duta Besar
Republik Indonesia untuk Republik Arab Mesir, Bapak Dr. (H.C.) Lutfi Rauf mengajak
para hadirin untuk bekerja keras dengan mengutip sebuah falsafah Gontor, “Bondo,
bahu, pikir, lek perlu sak nyawane pisan.”
Red: Ilmi Hatta
Editor: Atina Husna
0 Komentar