Subscribe Us

header ads

4 Cara Belajar Anti Gagal: Teknik Pomodoro, Teknik Feynman, Leitner System, dan Teknik SQ3R


Hai Sobat Cakrawala, gimana kabar kalian semua? Semoga selalu dalam lindungan Allah SWT. Mungkin, sebagian dari kalian masih banyak yang merasa kesulitan untuk belajar. Pelajaran yang berjibun, kegiatan nonstop, serta waktu yang terasa sangat sedikit menjadi beberapa rintangan berat untuk dapat belajar. Apalagi menghadapi ujian yang ada di depan mata.
     
Nah, dari semua rintangan tersebut, kita dituntut untuk bisa menemukan solusi belajar yang baru. Belajar keras saja mungkin akan terasa membebani diri kita di tengah-tengah kegiatan yang menumpuk. Maka, belajar cerdas tentu menjadi kunci itu semua. Efisiensi waktu, tenaga, serta sistem yang teratur merupakan beberapa manfaat yang bisa kita dapatkan jika kita belajar dengan beberapa cara berikut.
    
Kalian mau tahu apa saja cara belajar efektif dan cerdas untuk bisa memahami banyak pelajaran serta melatih fokus kita? Berikut beberapa cara belajar yang bisa Sobat Cakrawala praktikkan untuk menghadapi ujian:



1. Teknik Pomodoro


Sering sulit fokus belajar? Baru buka buku 10 menit, tapi pikiran kalian sudah ke mana-mana dan lebih tertarik buka gadget? Saat harus belajar menjelang ujian atau bahkan di hari-hari biasa, kita bisa saja merasa penat dan bosan. Saat penat, kita pasti ingin rehat dan mencari hiburan. Namun pasti kita merasa dilema kan? 

Kadang ada rasa bersalah di dalam diri karena kita tidak menggunakan semua waktu yang kita punya untuk belajar. Tapi kelelahan juga malah membuat kita kesulitan fokus dalam belajar, sehingga lebih sulit menyerap materi yang akan diujikan.

Bagi kalian yang kesulitan untuk fokus belajar. Teknik Pomodoro mungkin bisa jadi pilihan paling tepat. Salah satu teknik yang memfokuskan diri kita agar dapat meningkatkan kualitas konsentrasi kita dalam belajar.


Mengenal sejarah serta pencetus teknik Pomodoro


Teknik Pomodoro adalah teknik pengaturan waktu yang diperkenalkan oleh Fransesco Cirillo pada akhir tahun 1980. Pomodoro berasal dari bahasa Italia yang artinya tomat. Dinamakan demikian, yakni bermula saat Cirillo berada di bangku kuliah, sedangkan dia merasa seperti tidak mempelajari apa pun dan bahkan tidak fokus dalam belajar. 

Hingga akhirnya, ia menyadari bahwa perlu suatu sistem belajar dengan menggunakan interval waktu tertentu agar kondisi fisik maupun psikisnya dapat tetap terjaga. Ia kemudian membagi waktu belajar dan istirahat ke dalam beberapa bagian.

Saat mengembangkan teknik ini, Fransesco menggunakan timer dapur berbentuk tomat yang biasa digunakan untuk menghitung waktu memasak. Ia membagi waktu belajar menjadi interval bernama “jendela kerja” selama 25 menit. Setelah 25 menit, “jendela kerja” itu berakhir yang kemudian diselingi interval waktu istirahat.


Bagaimana cara kita melakukan teknik Pomodoro?


Teknik Pomodoro adalah filosofi manajemen waktu di mana kita harus fokus secara maksimal dalam jangka waktu yang disediakan. Teknik Pomodoro membagi pekerjaan kita menjadi 4 blok waktu yang dibagi menjadi 25 menit setiap blok dan diberikan jeda selama 5 menit, lalu setelah melakukan 4 blok waktu itu, seseorang bisa melakukan jeda atau istirahat dengan waktu yang lebih lama.

Berikut beberapa tata cara melakukan teknik Pomodoro:

  1. Pilihlah tugas yang ingin kalian selesaikan.
  2. Bagilah tugas tersebut ke dalam beberapa bagian yang harus dikerjakan masing-masing
  3. selama 25 menit. Kalian bisa memakai timer yang ada di gadget kalian atau bisa mencarireferensi video Pomodoro yang ada di Youtube.
  4. Ambil istirahat selama 5 menit setelah menyelesaikan satu blok waktu selama 25 menit. Di waktu ini kalian bisa melakukan distraksi apa pun, seperti bermain gadget, membuat teh atau kopi, dan hal lainnya. Tapi ingat, hanya 5 menit.
  5. Kerjakan tugas kembali untuk 25 menit berikutnya.
  6. Ketika kalian sudah mengerjakan tugas selama 100 menit (empat kali 25 menit yang terpisah-pisah), maka kalian bisa beristirahat lebih lama yaitu sekitar 15 hingga 30 menit.



2. Teknik Feynman

source: alexanderfyoung.com

Sudah baca buku tapi belum juga paham? Banyak hafalan menumpuk tapi ternyata cepat lupa? Banyak rumus serta poin yang harus dihafal? Atau ikut bimbingan belajar untuk mengejar materi tapi hasilnya masih tetap terasa mengganjal. Mungkin ada yang salah dengan cara belajar kalian.

Bagi kalian yang ingin memahami banyak materi kuliah dengan tepat dan efektif. Mungkin teknik Feynman bisa menjadi andalan bagi kalian semua. Sebelum kita mempelajari teknik tersebut, yuk kita mengenal terlebih dahulu sejarah dan asal usul teknik tersebut.


Mengenal teknik Feynman


Sesuai namanya, teknik Feynman dikembangkan oleh seorang fisikawan bernama Richard Feynman. Dia merupakan peraih nobel pada tahun 1965 atas kontribusinya dalam menyederhanakan teori elektrodinamika kuantum menjadi sebuah diagram.

Semenjak kecil, Feynman mempunyai hobi dalam mengutak-atik berbagai perkakas di rumahnya. Membongkar radio rusak, kemudian memperbaikinya lagi. Bahkan, ia belajar matematika melalui penyusunan pola ubin di kamar mandi. Orang tua Feynman sengaja membiarkan anaknya bermain dengan benda-benda di sekelilingnya. Dia pun tumbuh menjadi individu yang selalu penasaran dan mencari jawaban atas masalah yang ditemui.

Pada masa kuliah di Princeton, dia terbiasa untuk mencatat dan merekam materi, kemudian menuliskannya kembali dalam kalimat yang lebih simpel. Intinya, agar tulisan tersebut dibuat sesederhana mungkin. Hal ini membantu Feynman dalam memahami topik tanpa penjelasan yang rumit.

Tak hanya sampai di situ, Feynman juga mengajarkan rumus-rumus Fisika kepada orang awam hingga mereka paham. Dia pun dijuluki sebagai The Great Explainer.


Langkah-langkah menggunakan teknik Feynman


Berikut beberapa langkah yang dapat kalian lakukan untuk menggunakan teknik Feynman dalam belajar:


1. Pilih topik yang ingin dipelajari 

Ambil selembar kertas. Tulis judul beserta hal-hal yang related dengan materi yang ingin dibahas. Kemudian baca dan jelaskan menggunakan bahasa kalian sendiri. Bayangkan seolah-olah ada orang yang mendengarkan presentasi kalian. Kalian juga bisa berlatih di depan kaca atau merekam suara sendiri.


2. Pelajari bagian yang belum dimengerti

Jika kalian lupa beberapa poin ketika latihan presentasi, maka buka kembali kertas dan pahami bagian yang belum dimengerti. Kalian dapat menambahkan sumber dari buku, internet, atau power point yang diberikan guru.


3. Tuliskan dalam bentuk catatan 

Setelah topik berhasil dikuasai, saatnya mengorganisir catatan menjadi lebih rapi. Tidak harus mirip buku, yang terpenting bahwa kalian mengerti intinya. Gunakan gambar, diagram, atau dibuat minimap sesuka hati kalian.


4. Ajarkan kepada orang lain

Langkah terakhir yakni mengajarkannya kepada orang. Ajak teman, kerabat, atau bestie kalian untuk mendengarkan penjelasan kalian mengenai topik tadi. Buka sesi tanya jawab agar lebih menantang. Pertanyaan yang mereka ajukan membantu kalian untuk memahami materi lebih dalam.



3. Leitner System

source: brainyhacks.net

Belajar terus menerus mungkin membosankan. Apalagi jika tidak ada variasi belajar yang bisa dikembangkan. Nah, buat kalian yang gak mau gitu-gitu aja. Sistem belajar Leitner bisa jadi variasi baru dalam metode belajar.

Buat kalian yang lagi mempersiapkan ujian, pasti perlu mengingat banyak materi. Kalau belajar sistem kebut semalam alias SKS, pasti gak akan efektif. Nah, dengan sistem Leitner ini dijamin kalian bisa mengingat berbagai materi dengan efektif.


Apa itu Leitner System?


Leitner System atau sistem Leitner adalah sebuah teknik belajar repetisi dengan memanfaatkan flashcard atau kartu-kartu belajar. Flashcard sendiri adalah salah satu bentuk penerapan teknik belajar active recall yang bisa kalian cari tahu lebih dalam di sini.

Simpelnya, kalian perlu membuat flashcard tentang materi yang ingin kalian pelajari lebih dahulu lalu mempelajarinya secara berulang. Nah, pengulangan belajar dalam sistem Leitner ini unik. Setelah flashcard siap, kalian bisa membuat tiga sampai lima wadah untuk meletakkan flashcard.

Setiap wadah mewakili jadwal pengulangan yang berbeda. Wadah paling awal adalah waktu pengulangan paling cepat, sedangkan wadah akhir adalah waktu pengulangan paling lama. Misal wadah pertama untung pengulangan setiap hari, wadah kedua untuk pengulangan setiap tiga hari, wadah ketiga untuk pengulangan seminggu sekali, dan seterusnya. Kalian bisa sesuaikan waktu pengulangan yang paling sesuai.


Langkah-langkah melakukan Leitner System


Setelah flashcard dan wadah, kamu bisa mempelajari materi-materi yang ada di flashcard selama waktu tertentu. Semua flashcard diletakkan di wadah pertama. Setelah belajar, coba review dengan hanya melihat bagian depan flashcard yang bertuliskan subtopik atau sebuah pertanyaan. Kalau kalian berhasil mengingat atau menjelaskan secara benar, maka pindahkan ke wadah kedua.

Pelajari kembali materi yang terletak di wadah kedua lalu ulas kembali. Kalau kalian berhasil mengingat dengan benar, pindahkan flashcard ke wadah ketiga. Begitu seterusnya. Kalau kamu belum berhasil mengingat maka kembalilah ke wadah sebelumnya. Misalnya kamu agak lupa materi di wadah ketiga, maka pindahkan flashcard ke wadah kedua.


Manfaat Leitner System

Leitner system sangat bermanfaat untuk menstimulasi otak kita belajar secara aktif. Pengulangan rutin juga membuat informasi yang kita pelajari pindah ke memori jangka panjang, jadi kita bisa mengingatnya lebih lama. Metode belajar ini akan sangat bermanfaat saat kalian punya waktu cukup panjang untuk belajar dan materi yang dipelajari memang akan digunakan terus-menerus.



4. Teknik SQ3R


Kalian suka membaca? Ingin lebih banyak memahami suatu bacaan secara lebih rinci? Pernah mendengar metode membaca SQ3R? Teknik ini cukup populer dan sering digunakan oleh pelajar hingga pengajar untuk memahami sebuah buku bacaan. Teknik ini akan cocok bagi kalian yang memiliki hobi membaca, bagi yang belum menerapkan metode ini mungkin bisa meningkatkan intensitas membaca kalian.


Apa itu metode membaca SQ3R?


Metode membaca SQ3R merupakan singkatan dari Survey, Question, Read, Recall/Recite, dan Review. Metode SQ3R sangat baik untuk kepentingan membaca secara intensif dan rasional karena metode ini sangat sistematis dan bersifat praktik.

Jika sebelumnya membaca buku terasa sangat membosankan dan hampir tidak memahami isi dari buku, dengan menerapkan metode ini pembaca dituntut untuk membaca secara efektif dan efisien agar dapat mengambil pelajaran atau pengetahuan dari buku yang dibaca. Membaca menggunakan metode SQ3R mencangkup 5 langkah:

  1. Survey (Penelaahan dan pendahuluan)
  2. Question (Pertanyaan)
  3. Read (Membaca)
  4. Recall/Recite (Mengutarakan)
  5. Review (Ulasan)
 
Kalian mungkin akan bertanya-tanya mengapa hanya untuk membaca dan memahami buku memerlukan banyak langkah, padahal ada cara yang lebih simpel yakni membuka buku dan baca itu saja. Tapi coba kalian lihat hasil akhirnya, apakah dengan menerapkan langkah simpel itu kalian bisa mengingat isi buku yang kalian baca?

Mungkin sudah waktunya meninggalkan cara simpel tersebut dan beralih ke metode lain yang sudah terbukti berhasil, untuk lebih jelasnya mari kita mengupas lebih banyak lagi tentang penerapan metode membaca SQ3R khususnya bagi mahasiswa.

 

Bagaimana menerapkan metode membaca SQ3RS


1. Survey (Survei)

Survei dilakukan dengan membaca singkat seluruh organisasi buku. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan kesan umum atau hal menarik dari buku tersebut. Adapaun survei buku ini bisa dilakukan dengan 3 hal, yaitu:
 
  • Menelusuri daftar isi untuk mendapatkan keseluruhan organisasi buku
  • Membaca kata pengantar untuk mengetahui permasalahan utama dalam buku
  • Melihat organisasi bab secara sekilas


2. Question (Pertanyaan)
 
Question pada teknik SQ3R dilakukan setelah menyelesaikan tahap survey, pembaca kini memiliki awalan ide mengenai bacaan selanjutnya. Pada tahap ini pembaca akan mengubah judul, topik atau sub-topik ke dalam bentuk pertanyaan. Tujuan dari bagian bertanya atau question ini adalah mengetahui setiap detail dari bahan bacaan.
 

3. Read (Membaca)
 
Bagian ini adalah tahap menjawab pertanyaan yang sudah dibuat sebelumnya. Jawaban biasanya merupakan ide utama dari setiap paragraf. Ada 5 tahap dalam membaca, yaitu:
 
  • Cari jawaban dari pertanyaan di tahap sebelumnya
  • Baca ulang petunjuk gambar, grafis, kalimat garis bawah
  • Kurangi kecepatan membaca saat menemukan bagian sulit
  • Bila perlu ulangi membaca jika belum paham
  • Buat kata kunci dari setiap bagian


4.
Recall/Recite

Dalam tahap ini, setelah pembaca menyelesaikan membaca dan menjawab pertanyaan maka pembaca diminta untuk menulis kembali dengan kalimatnya sendiri setiap informasi yang sudah didapatkan.
 

5.     Review (Ulasan)

Setelah selesai membaca buku atau cerita secara keseluruhan, maka bacalah kembali bagian-bagian penting pada teks atau cerita yang telah dibaca. Hal ini penting dilakukan untuk memperjelas pemahaman terhadap teks atau cerita. Ada 4 tahap me-review sebuah berita, di antaranya:
 
  • Pahami bacaan secara menyeluruh
  • Kumpulkan semua jawaban
  • Kembali lagi untuk memeriksa jawaban
  • Tahap review dapat dilakukan berkali-kali untuk membantu pembaca mengingat informasi
 
Itulah beberapa metode jitu yang bisa Sobat Cakrawala praktikkan dalam metode belajar kalian. Jika kalian punya metode belajar sendiri, bisa sharing ke Sobat Cakrawala yang lainnya juga ya. Dijamin, dengan metode-metode tadi kalian bisa lebih mudah mempersiapkan pelajaran untuk menghadapi ujian. Belajar cerdas, materi pun jadi mudah.

                         

Posting Komentar

0 Komentar