Subscribe Us

header ads

Malas Kuliah? Inilah Penyebab Masisir Malas Pergi Ke Kampus

sumber: pinterest

Kuliah atau pergi ke kampus menjadi kewajiban sekaligus rutinitas seorang mahasiswa. Dari pagi sampai sore, kita akan melihat kampus dipenuhi oleh para mahasiswa yang bertujuan untuk mencari ilmu di kampus. Bahkan tidak jarang, beberapa mahasiswa mengeluh tentang kesehariannya bolak-balik kampus yang melelahkan dan membuatnya stress. Belum lagi kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler di luar kampus, seperti organisasi, klub olahraga, dan lain-lain.

Namun berbeda dengan mahasiswa umumnya, pemandangan yang berbeda akan kita temukan di kalangan mahasiswa Al-Azhar, khususnya yang berasal dari Indonesia. Kita akan menemukan beberapa dari mereka tidak ada di kampus saat jam pelajaran berlangsung.

Lalu, Apakah yang menjadi penyebab masisir (mahasiswa indonesia di Mesir) jarang kuliah? Apakah karena mereka malas? Atau mereka tidak niat belajar?

Berikut beberapa alasan mengapa masisir jarang pergi ke kampus:

1.Tidak Ada Absen di Kampus

Berbeda dengan kuliah di dalam negeri yang selalu ada absen kehadiran setidaknya satu kali saat hari kuliah, di Al-Azhar tidak ada absen atau daftar kehadiran sama sekali kecuali bagi mahasiswa yang mengambil jurusan kuliah umum. Bagi mahasiswa yang mengambil jurusan agama, para mahasiswa seakan diberi ”kebebasan” untuk mengikuti pelajaran di kampus atau tidak. Tidak ada syarat kehadiran sama sekali dalam mengikuti ujian, bahkan tidak jarang, kita menemukan mahasiswa yang tidak pernah hadir sama sekali ke ruang kuliah di masa pembelajaran sebelum mengikuti ujian.

Mungkin yang jadi pertanyaan adalah: darimana mereka belajar?

Jawabannya adalah bisa dari mana saja. Bisa dari teman yang rajin hadir kuliah, atau dari para kakak tingkat yang sudah pernah belajar sebelumnya. Bahkan tidak sedikit lembaga-lembaga yang menyediakan bimbingan belajar guna membantu mahasiswa menghadapi ujian.

2.Fokus Dars di Luar Kuliah

Penyebab lain yang juga berpengaruh dalam ketidakhadiran mahasiswa adalah banyaknya kajian-kajian yang berada di luar perkuliahan, entah itu yang diampu oleh masyayikh Mesir, atau dari kalangan Masisir sendiri. Banyak faktor yang membuat kajian ini membuat para mahasiswa jarang datang ke tempat kuliah, mulai dari jadwal yang kadang bertabrakan, keinginan untuk “menyimpan energi,” ataupun kefleskibelan pelajaran di luar, yang di mana kita bebas memilih pelajaran yang dirasa kita butuhkan dan inginkan. Selain itu, pelajaran di luar juga cenderung “santai” karena tidak dikejar target harus selesai sebelum ujian dimulai, hal ini membuat para guru bisa menjelaskan makna lebih dalam yang terkandung di dalam kitab dari banyak sudut pandang dan membuat murid tidak perlu terburu-buru dalam belajar sehingga harus melewatkan beberapa poin yang termaktub di buku pelajaran.

3.Sibuk Berorganisasi

Dalam kalangan internal masisir banyak organisasi-organisasi yang bertebaran, mulai dari organisasi-organisasi yang berskala mikro seperti rumah binaan, majelis shalawat, UKM(Unit Kegiatan Mahasiswa), ataupun yang berskala makro seperti organisasi induk PPMI(Persatuan Pelajar Mahasiswa Indonesia), organisasi-organisasi daerah yang biasa disebut dengan kekeluargaan, ataupun organisasi-organisasi lainnya. 

Dalam berorganisasi, seringkali menguras energi dan waktu yang tidak sedikit, mulai dari rapat sampai tengah malam, kegiatan yang bertabrakan dengan jadwal kuliah, dan lain-lain. Hal ini tentu berefek kepada kehadiran mahasiswa di kampus.

4.Berbisnis Ria

“Uang memang bukan segalanya, tapi segalanya tanpa uang tidak ada apa-apanya.”

Barangkali itu pepatah yang sering kita dengar, dan itulah realitanya. Berangkat dari realita itu, banyak mahasiswa yang akhirnya berkuliah sambil berbisnis dan bekerja, pekerjaanya bisa banyak macamnya, mulai dari restoran, laundry, jualan rokok, dan lain-lain. Motivasi mereka berbisnis pun bermacam-macam, mulai dari sekedar menambah uang jajan, atau ada tanggungan yang harus dipenuhi.

Dan tidak jarang, pekerjaan ini membuat para mahasiswa jarang pergi ke kampus, faktornya bisa bermacam-macam, bisa karena bentroknya jadwal kuliah dengan pekerjaan, atau kerja lembur yang membuat pada akhirnya harus istirahat di pagi hari.

Sebenarnya masih banyak faktor-faktor lain yang membuat para mahasiswa berat melangkahkan ke kampus, seperti dosen yang berbicara bahasa logat mesir sehingga membuat susah dipahami, jauhnya domisili tinggal dan tempat kampus, dan masih banyak yang tidak bisa saya sebutkan semuanya.

Dari penjelasan di atas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa tidak berangkat kuliah tidak menandakan orang itu malas, banyak faktor yang mempengaruhi yang membuat seseorang enggan pergi ke kampus dan lebih memilih berkegiatan di luar kampus.

Red : Muadz Royyan

Posting Komentar

0 Komentar