Subscribe Us

header ads

Maba dan Buruh Organisasi

Oleh: Wi Farma 

Apa yang kamu rasakan jika menjadi orang baru kemudian disuruh menghandle kegiatan yang sebelumnya belum kalian ketahui? Seharusnya kamu melihat dulu kegiatan tersebut, jelas kamu belum paham, apa sih tujuannya, bagaimana dan kenapa kegiatan tersebut dilaksanakan? Sedang kamu belum mengetahuinya, bahkan kamu tidak tahu track record, evaluasi dan pengalaman tahun kemarin.

Sebuah alasan menjadi pro organisasi dihandle maba, karena saat di Markaz Lughoh tidak sesibuk di kuliah, eh bener gak sih? Menurut yang saya ketahui di Markaz Lughoh hampir full satu minggu dengan absen yang ketat. Selain itu maba dianggap cocok untuk organisasi untuk meminimalisir kekosongan. Serta yang pasti di balik alasan tersebut, alasan paling kuat adalah karena maba masih polos dan mudah untuk disuruh, diajak bekerja dan sangat mudah dipengaruhi.

Sebenarnya mahasiswa baru adalah masa mencari orientasi mereka, menyiapkan, membentuk dan menyusun dirinya untuk 4 tahun ke depan. Menyusun planning dari proses belajarnya. Belum banyak mengetahui hal tentang Mesir, mereka harus tahu tentang hal-hal yang di Mesir dan budaya yang ada, memahami bahasa keseharian orang Mesir (Lughoh Ammiyah) dan proses perkuliahan serta administrasi Mesir yang ‘agak’ ribet.

Di bidang keilmuan mereka harus tahu dahulu tentang Ruwaq Al-Azhar dan Madayafah, dengan begitu mereka akan mengenal dan memahami mabadi’ ulum (dasar-dasar ilmu) yang akan mereka hadapi, masa ini sangatlah berat dan seharusnya bagi pencari ilmu ini bukanlah masa-masa santai dan kosong. Karena masa awal di Mesir adalah pondasi, kalo kita salah langkah akan berpengaruh untuk menempuh gelar Lc dengan intelektual yang memuaskan. Satu lagi, minat belajar maba sangatlah besar, bahkan jika mereka disuruh memilih kerja atau kuliah, mereka lebih memilih kuliah.

Penulis tidak bisa memberikan konklusi dengan beragam pendapat dan alasan setiap orang untuk menempuh jalur organisasi. Tapi jangan sampai minat untuk terjun ke organisasi terjadi secara terpaksa. Jika kamu minat, lakukan. Jika tidak, tinggalkan. Bukan karena merasa sungkan, lalu mengiyakan. Memang saja maba dilema, mereka tidak bisa untuk tidak menolak senior yang mengajak kepada organisasi. Maka seniorlah yang seharusnya paham kondisi calon anggotanya.

Lain sisi jika anggota terpaksa, maka hanya akan menjadi sampah di organisasi tersebut. Karena organisasi adalah kesatuan yang terdiri atas bagian-bagian dalam perkumpulan untuk mencapai tujuan tertentu. Organisasi adalah ilmu bermasyarakat, tapi jika tidak cocok di masyarakat tersebut akan menganggu organ yang seharusnya begerak berkesinambungan dan lancar, kecuali jika memang anggota tersebut berniat untuk belajar kemasyarakatan dan siap menerima tugas-tugas.

Sebesar keinsyafanmu, sebesar itu pula keuntunganmu. Kamu akan mendapatkan hal besar, yang tidak kamu dapatkan. Organisasi akan membantumu mencapai sebuah tujuan, melatih mental berpendapat dan berbicara di depan publik, mudah memecahkan masalah, memperluas jaringan, membentuk karakteristik seseorang sehingga kuat dan mampu mengatur waktu dengan baik, serta sebagai pembelajaran kerja yang sesungguhnya.

Di balik alasan itu semua, alasan yang masuk akal untuk setiap kegiatan yang diadakan sebuah organisasi adalah untuk menumbuhkan rasa kepemilikan. Maka mereka harus mencari organ yang benar-benar berminat, loyal, dan secara all out melakukannya. Dengan begitu mereka bukan cuma mencari buruh tapi mencari kader-kader yang berkualitas. 


Jangan sampai organisasi hanya memeras keringat saja, bekerja tanpa kita tahu apa pentingnya. Kita harus memahami perekrutan, pengangkatan, dan penugasan yang dilakukan. Apa sih untungnya? Apa sih manfaatnya? Atau jangan-jangan merugikan, kemudian berbalik 180 derajat sebagai penghancur organisasi serta muncul istilah rosibnya organisator.


Posting Komentar

0 Komentar