Subscribe Us

header ads

Ketika Sebuah Novel Menyingkap Tabir Ketuhanan

Mahakarya tercipta dari buah pemikiran yang jenius. Terkadang pengaruhnya tidak hanya memotivasi, bahkan jauh sampai mengubah pandangan dengan segala asas yang diyakini manusia untuk hidup. Apa jadinya bila sebuah novel menggoyahkan pundi-pundi iman manusia. Lebih dahsyatnya lagi tersirat banyak pesan rahasia.

The Da Vinci Code, novel fiksi yang ditulis Dan Brown, seseorang jenius yang dibesarkan dari keluarga katolik menuturkan di novelnya bahwa konsep ketuhanan umat Kristen zaman modern telah terpapar campur tangan Roma. Berdasarkan sejarah terjadinya Konsili Nicea.

Bagaimana buku ini menyingkap lorong-lorong rahasia begitu mengejutkan. Faktanya, alkitab (injil) saat ini tidaklah murni. Seiring berjalannya waktu, hiruk pikuk zaman, serta karena kepentingan orang yang berkuasa, manuskrip aslinya telah dirubah.

Abad ke tiga masehi menjadi awal ditulisnya sejarah. Kaisar Roma penganut Paganisme memberikan perubahan besar dengan meleburkan simbol-simbol Pagan terhadap Umat Nasrani. Padahal agama dasar Roma adalah pemujaaan matahari.

Kaum Kristen dahulu menghormati hari Sabtu, seperti yang dilakukan kaum Yahudi. Namun Kaisar Roma, Konstantin Agung menggeser keyakinan menjadikan hari Minggu sebagai hari penghormatan. Pada akhirnya, umat Kristen menghormati apa yang dilakukan kaum Pagan, bahkan hingga hari ini kebanyakan Jemaat Gereja melakukan penghormatan mingguan pada dewa matahari kaum Pagan tanpa disadari. Sun-day, hari penghormatan matahari. 

Pada tahun 325 masehi terjadi peristiwa Konsili Nicea, rapat besar yang mengangkat Isa A.S. sebagai Putra Tuhan. Alkitab (injil) dirubah isi kandungannya mengikuti perintah Roma. Siapapun yang menggunakan alkitab selain versi Konstantin dianggap sebagai bid’ah dan melanggar hukum.

Tidak cukup disini, Dan Brown juga menyingkap rahasia besar berumur dua ribu tahun mengenai apa yang disebut sebagai Cawan Suci dan sebagainya.

Semua deskripsi karya seni, asitektur, dokumen, dan situs rahasia dalam novel ini adalah akurat.” Tulis Dan brown sebelum memulai prolog cerita.

Buku ini menuai banyak kontroversi semenjak diterbitkan tahun 2003 silam. Tenggelam di antara lautan fiksi dan fakta, membuat para pembaca di dunia bertanya-tanya mengenai apa yang selama ini mereka yakini. Disebut-sebut sebagai karya yang menggoyahkan iman. Kandungan novel ini membuka tabir-tabir gelap Kristen, yang mana bertentangan apa yang dipercayai khususnya Umat Katolik.

Sebagai seorang Muslim, kita meyakini bahwa Tuhan hanya satu. Tiada apapun yang setara dengan-Nya. Novel ini membuat siapapun kagum, bagaimana seorang Dan Brown menjelaskan keilahian sejati dan kodrat Isa A.S. sebenarnya. Terkandung dalam karyanya aspek teologis Islam menolak jalannya pola pikir trinitas, dan anggapan tentang apa yang Umat Kristen yakini sebagai Yesus.

Allah SWT berfirman dalam kalamnya, Surat Al-Ikhlas ayat pertama. Katakanlah bahwa Allah itu esa. Tiada entitas apapun yang sederajat dengan-Nya.

Mungkin saja mayoritas Umat Kristen saat ini akan menganut sejalan dengan apa yang diyakini umat Islam bila mereka tahu kandungan Injil yang sebenarnya tentang keesaan Tuhan. Wallahu a’lam bisshawab.

Oleh: Damar

Posting Komentar

1 Komentar