Subscribe Us

header ads

Sempat Dibekukan, FORTER IKPM Kembali Muncul ke Permukaan

FORTER (Forum Terjemah) yang berada di bawah naungan IKPM sempat dibekukan, lantaran organisasi tersebut kurang diminati dan tidak berfungsi karena kekurangan pembimbing dan berbagai faktor lain. Namun pada angkatan kedatangan 2022 yaitu Dzakeyya, muncul sebuah kelompok belajar yang gemar menerjemahkan karya-karya ulama Mesir, serta berambisi besar untuk menciptakan karya-karya fenomenal melalui tulisan. Dan ini berkesinambungan dengan cita-cita pendiri FORTER terdahulu.

Bermula dari inisiatif Rizal Al-Farouq yang mencoba berdialog dengan Syekh Majdi Asyur, dimana Rizal meminta izin untuk menerjemahkan salah satu karya beliau "Sayyiduna Nabi Mauluys Zay" lalu langsung diamini oleh beliau. Dimulailah perjalanan cikal bakal FORTER disini, dimana Rizal mengumpulkan kawan-kawannya yang mumpuni di bidang bahasa dan gemar menulis. Dan kebetulan semuanya berasal dari almamater IKPM Gontor, maka terkumpulah Taufik, Fachry, Yusuf, Adya, Fayyadh, dan lain sebagainya untuk memulai menerjemahkan karya-karya para ulama menjadi karya fenomenal.

Tidak semulus seperti yang seharusnya, para penerjemah itu menemui jalan buntu, karena Syaikh Majdi Asyur meminta syarat yaitu harus ada pembimbing yang amat menguasai bidang penerjemahan. Lalu ditunjuklah Ustadz Lalu Muhammad Faldi Al-Hamda, beliau merupakan senior IKPM sekaligus pakar di bidang terjemahan bahasa Arab ke bahasa Indonesia. Dimulailah perjalan mereka bermula dari seminar-seminar sampai kepada proses penerjemahan yang diwasi ketat oleh Ustadz Lalu, hingga muncul proyek-proyek baru dengan anggota yang masih belum jelas serta tidak ada struktur resmi di sana.

Seiring berjalannya waktu, para peminat di bidang penerjemah mulai bermunculan dan tercetuslah ide untuk menghidupkan kembali FORTER IKPM yang dahulu pernah mati atas usulan Fachry. Hingga pada tanggal 22 November 2022 dilantiklah anggota resmi FORTER IKPM, dengan harapan memunculkan generasi yang penuh karya sebagaimana semboyan FORTER “Muda tanpa karya lebih sakit daripada muda tanpa cinta”.

Red: Adya

Posting Komentar

0 Komentar