Subscribe Us

header ads

Ibu | Puisi Cakrawala

Ibu | Puisi Cakrawala

Oleh: Fadhilah Ma’munah


Aku terlelap, dengannya yang tampak nyata 

Seolah-olah dalam dekapanku

Pelupuk mata sudah basah

hingga isak tangis pecah

Aku terjaga dan tercengang

Mengumpulkan kesadaran akan kenyataan

Seraya mengumpulkan kepingan-kepingan kenangan

tentang sosok indah rupawan

Pemilik senyuman dan pelukan ternyaman

Rumah terbaik yang Tuhan ciptakan


Duri-duri lara tak pernah membuatnya jera

Malah senyum selalu terpatri dalam wajah berserinya

Goyah tak ada dalam kamusnya

Kasihnya bagai perisai terbaik untuk si bocah kecilnya


Bodohnya diri kala itu!

Keras kepala tak mau turuti titahnya

Tingkah nakal yang membuatnya menepuk dada

Namun kasihnya tak pudar karenanya

Si kecil tumbuh dewasa

Kuat menghadapi dunia

Semua itu tak luput karena cintanya


Ah! Berharap memutar ulang kembali waktu

Jika tahu menahu dunia kan merenggutnya secepat itu

kan ku turuti semua titahnya

menjadi yang terbaik seperti yang ia pinta


Menyesakkan sekali tak mampu berada disampingnya

kala nafas terakhirnya

“Terima kasih” pun tak sampai terdengar ke telinganya

Kata “maaf” malah belum sempat terujar 

Jemputan ajal terlalu cepat mendahului

Mencium jasadnya pun tak bisa

Jasad yang terlanjur terbujur kaku 


Ah! Sesal menghantui sampai mati nanti

Deru air mata yang sia-sia

Tapi izinkanlah untuk merindu

Rindu yang teramat rindu

Rindu yang berbuah doa

yang selalu terpanjat untuknya

Oh Tuhan! Aku sungguh menyayanginya

Posting Komentar

0 Komentar