Subscribe Us

header ads

Mengenal Aliran Filsafat Stoikisme



Pernahkah anda merasa begitu murung, stres, resah, dan sederet emosi negatif lainnya? Atau mungkin, anda sedang merasakaanya saat ini? Jika iya, inilah saat yang tepat untuk berkenalan dengan stoikisme.

Stoikisme adalah pola pikir yang populer selama ratusan tahun dan merupakan aliran filsafat yang paling banyak diterima. Pasalnya, banyak orang menganggap filosofi kehidupan ini sangat berguna dalam keseharian kita karena mengajarkan untuk tetap tenang manakala menghadapi situasi sulit tak terduga. Membantu kita berpikir secara logis, menjernihkan pikiran, dan mengambil keputusan dengan tepat.

Apa Itu Stoikisme ?

Stoikisme adalah aliran filsafat yang membantu kita mengontrol emosi negatif dan mensyukuri segala sesuatu yang kita miliki sekarang (be present).

Cakupan yang ada di aliran ini antara lain yaitu penerimaan keadaan yang tidak bisa kita ubah, mengubah apa yang bisa kita ubah, serta kebijaksanaan untuk tahu perbedaan antara keduanya. Intinya, kita sebagai manusia dilatih untuk dapat merespon segala sesuatunya secara rasional.

Hal itu selaras dengan tujuan utama aliran ini yaitu self mastering (penguasaan diri), seseorang yang bisa menguasai diri dengan baik, tenang, tahan mental, emosi yang seimbang.

Dalam aliran filsafat ini, hidup didefinisikan menjadi dua bagian. Bagian pertama yaitu dimensi internal dan bagian yang kedua yaitu dimensi eksternal atau dikenal dengan sebutan dikotomi kendali.

Dimensi internal adalah segala sesuatu yang berada dalam kendali penuh diri anda. Sedangkan dimensi eksternal diartikan sebagai sesuatu yang berada di luar kontrol kita. Misalnya respon orang lain, tanggapan orang lain, dan apa yang orang lain pikirkan.

Mereka yang menganut pola pikir stoikisme disebut dengan sebutan Stoic.

Mari kita mengenal stoikisme lewat penjelasan di bawah ini.

1. Sejarah Stoikisme

Stoikisme adalah aliran filsafat yang berasal dari Yunani kuno sekitar 301 SM. Aliran ini pertama kali dicetuskan oleh filsuf dari Citium bernama Zeno yang kemudian dikembangkan oleh filsuf ternama lainnya seperti Seneca, Epictetus, dan Marcus Aurelius. Sampai dengan abad ini pemikiran mengenai stoikisme masih terus berkembang dan tetap relevan dengan manusia modern jaman sekarang.

Bahkan, di jaman sekarang stoikisme banyak dijadikan sebagai psikoterapi untuk depresi, cognitive behavioral therapy (CBT).

2. Prinsip Hidup Stoikisme

Sebagaimana dengan aliran filsafat lainnya, stoikisme juga memiliki prinsip yang dipegang dan menjadi tumpuan bagi mereka yang ingin menerapkan kerangka berpikir ini.

Prinsip hidup stoikisme antara lain:

1. Kita hanya bisa mengendalikan apa yang ada dalam kendali kita yakni pikiran dan tindakan kita sendiri. Selain itu merupakan hal eksternal di luar kendali kita. Oleh karenanya, yang dapat kita kendalikan adalah penilaian kita terhadap hal eksternal ini; peristiwa, situasi, pikiran, pendapat orang lain terhadap kita.

Semakin kita berusaha mengendalikan apa yang ada di luar kendali kita, maka kita akan semakin merasa frustasi, kecewa, atau bahkan patah hati. Jadi, fokuslah pada apa yang bisa kita kontrol yaitu diri sendiri.

2. Mengharapkan yang terbaik tapi juga mempersiapkan skenario terburuk.

3. Melatih diri menciptakan jarak emosi (detachment) yang sehat terhadap hal-hal di sekitar. Berjarak secara emosi tidak menjadikan kita manusia yang dingin atau tidak perduli, namun justru sebaliknya apa yang kita miliki bisa hilang kapan saja.

4. Memahami bahwa di hidup ini tidak ada yang permanen (apa yang kita miliki bisa rusak atau hilang. Tak terkecuali orang tercinta, kekusaan, reputasi. Tidak ada kepastian.

5. Menghargai apa yang ada di sekitar kita dengan tidak menyia-nyiakannya

Penulis : Ryas Rifki Adhi/Mahasiswa Al Azhar Fakultas Syari'ah Islamiyyah 






Posting Komentar

0 Komentar