Subscribe Us

header ads

Shalawat Nabi Muhammad Saw, Merayu Sebelum Doa

Shalawat Nabi Muhammad Saw, Merayu Sebelum Doa


Sejatinya, kehidupan dunia tidaklah kekal. Ia hanyalah kehidupan yang fana atau sementara. Setelah berakhirnya kehidupan yang fana ini, bukan berarti kehidupan seseorang turut berhenti pula. Masih ada kehidupan berikutnya yang kekal, yaitu kehidupan akhirat. Kehidupan yang tidak satu orang pun pernah mengalami dan merasakannya.


Dewasa ini, manusia semakin berfikir dan sadar akan nasib mereka di kehidupan akhirat. Manusia membutuhkan cinta dan kasih sayang untuk mendapatkan kebahagiaan, bukan hanya di dunia melainkan juga di akhirat. Berangkatlah manusia mencari sosok kekasih yang dicintai dan mencintainya. Kekasih yang tulus mencintainya dan dapat memberikan kebahagiaan sejati serta kekasih yang mampu menjadi penolong di kehidupan nan abadi. Lalu, siapakah sosok kekasih tersebut?


عن جابر بن عبد الله أن النبي - صلّى اللّه عليه وسلّم - قال: أُعْطِيْتُ خَمْسًا لَمْ يُعْطَهُنَّ أَحَدٌ قَبْلِيْ: نُصِرْتُ بِالرُّعْبِ مَسِيْرَةَ شَهْرٍ، وَجُعِلْتُ لِيَ الْأَرْضُ مَسْجِدًا وَطَهُوْرًا، فَأَيُّمَا رَجُلٍ مِنْ أُمَّتِيْ أَدْرَكَتْهُ الصَّلَاةُ فَلْيُصَلِّ، وَأُحِلَّتْ لِيْ الْمَغَانِمَ وَلَمْ تَحِلْ لِأَحَدٍ قَبْلِيْ، وَأُعْطِيْتُ الشَّفَاعَةَ، وَكَانَ النَّبِيُّ يُبْعَثُ إِلَى قَوْمِهِ خَاصَّةً، وَبُعِثْتُ إِلَى النَّاسِ عَامَّةً. (رواه البخاري ومسلم)

Dari Jabir bin Abdillah, sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda: “Aku telah diberi oleh Allah Swt. Lima perkara yang tidak diberikan kepada seorang pun sebelumku. Aku telah diberi kemenangan atas musuh-musuhku dengan perasaan takut yang menghantui mereka selama satu bulan. Seluruh permukaan bumi dapat dijadikan sebagai tempat bersujud (masjid) dan suci untukku. Maka barang siapa dari umatku yang sampai waktu shalat padanya, maka hendaklah ia melaksanakan sholat. Dihalalkan harta ghanimah (rampasan perang) bagiku padahal sebelumnya tidak dan aku dianugerahi hak untuk memberi syafa’at. Seorang nabi diutus untuk kaumnya saja, sementara aku diutus untuk seluruh manusia." (H.R Imam al-Bukhari dan Muslim.) 


Dialah baginda Nabi Muhammad Saw yang memiliki mata yang lebar dan hitam, lentik bulu matanya, lebar dahinya, putih giginya, dan bercahaya wajahnya. Manusia yang paling sempurna akhlaknya. Yang membimbing manusia kepada kebenaran serta di akhir hayatnya mengkhawatirkan nasib umatnya. Cintanya tulus, kasihnya tak terbatas. Dialah kekasih Allah Swt dan kekasih seluruh alam. Hanyalah Nabi Muhammad Saw yang patut dijadikan kekasih, dan bukan yang lainnya.


Shalawat Nabi Muhammad Saw, Merayu Sebelum Doa


Sudah selayaknya seorang muslim mencintai Rasulullah Saw dan mengharap syafa’atnya di hari kiamat nanti. Wujud cinta seorang muslim pada Rasul-Nya yakni dengan memperbanyak sholawat atas Nabi Muhammad Saw. Bacaan yang bukan hanya sebagai pujian kepada Rasulullah, melainkan juga doa. Ketika seorang hamba bersholawat dengan hati yang ikhlas, maka Allah pun bersholawat atasnya sepuluh kali, mengangkat derajatnya sepuluh derajat, menuliskan sepuluh kebaikan untuknya, dan menghapuskan sepuluh keburukannya. Sholawat juga adalah dzikir yang lebih utama dari istighfar. Ia adalah amalan yang ringan namun memiliki pahala yang besar di sisi Allah Swt. 


Allah Swt. berfirman:
إنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَآ أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. ( سورة الأحزاب :56 )

“Sesungguhnya Allah Swt dan para malaikat-Nya bershowalat atas nabi. Hai orang-orang beriman! Bershalawatlah kalian atas Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (Q.S Al-Ahzab : 56)


Dalam ayat tersebut terdapat dua poin besar. Pertama, yakni Allah dan para malaikat selalu bershalawat kepada Nabi Muhammad Saw. Kedua, perintah bagi orang-orang mukmin untuk bersholawat dan bersalam kepada beliau. Imam al-Qurtubi menjelaskan dalam kitab tafsir Al-Jami’  li Ahkamil Quran bahwa sholawat Allah kepada Nabi Muhammad Saw berarti rahmat dan keridhoan-Nya kepada Nabi Muhammad Saw. Sholawat para malaikat kepadanya berarti doa dan permohonan ampun (istighfar) bagi Rasulullah Saw. Sedangkan sholawat orang-orang mukmin kepadanya merupakan doa dan pengagungan terhadap kedudukan beliau. Meski makna sholawat yang dilakukan Allah, malaikat, dan manusia berbeda, namun ia mempunyai kesamaan, yakni sholawat memperlihatkan pengagungan dan penghormatan kepada baginda Nabi Muhammad Saw.


Allah Swt memerintahkan orang-orang mukmin untuk senantiasa bersholawat kepadanya bukan berarti Rasulullah membutuhkan sholawat. Tetapi cukuplah sholawat orang-orang mukmin sebagai bentuk pengagungan dan perhatian kepada baginda Rasulullah selayaknya Allah dan para malaikat mengagungkannya. Rasulullah sama sekali tidak membutuhkan sholawat umatnya, sholawat semata-mata adalah bentuk kasih sayang Rasulullah kepada umatnya. Karena perintah untuk bersholawat dapat menjadi wasilah untuk mendapatkan limpahan anugerah dari Allah Swt. di dunia dan akhirat. Rasulullah Saw. pernah bersabda:

مَنْ صَلَّى عَلَىَّ وَاحِدَةً صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ عَشْرًا.  (رواه مسلم)

“Barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kali, maka Allah bershalawat kepadanya sepuluh kali.” (HR. Muslim)


Hubungan antara hamba, Rasul, dan Allah dapat digambarkan seperti mata yang melihat matahari. Hamba diibaratkan sebagai mata dan Allah diibaratkan sebagai matahari. Mata tak akan sanggup melihat keindahan matahari secara langsung dan kalaupun dipaksakan mata akan rusak. Keindahan matahari hanya dapat dilihat dengan fenomena-fenomena alam, lewat cahaya matahari yang memancar melewati molekul-molekul udara, awan, dan sejenisnya. Dengan perumpaan seperti itulah akhirnya Rasulullah menjadi wasilah manusia agar sampai kepada Rabbnya. Dengan menyelipkan nama baginda Rasul di setiap nafas dan di setiap doa. Mendayu-dayu bermunajat kepada Rabbnya, merayu Rasul-Nya berharap syafa’at. Menghiasi setiap detik dalam hidup dengan dzikrullah dengan tidak melupakan dengan dzikrurrosul. Allahumma Sholli  ‘ala Sayyidina Muhammad wa ‘ala aalihi wa sohbihi wa baarik wa sallim tasliimaa. 


Sumber: Majalah Cakrawala Edisi "Segitiga Cinta" dengan judul asli "Rayuan Kekasih" ditulis oleh Nusaibah Masyfu'ah

Posting Komentar

0 Komentar