Subscribe Us

header ads

Ketika Khilafah Ottoman Turki, Sultan Abdul Majid I Menyelamatkan Korban Kelaparan di Irlandia

Ketika Khilafah Ottoman Turki, Sultan Abdul Majid I Menyelamatkan Korban Kelaparan di Irlandia
Surat Terima Kasih untuk Kekaisaran Ottoman


Di sisi lain di sebuah Negara Eropa, ada suatu hal yang menarik untuk diutarakan. Menyingkap sebuah khazanah Islam yang tidak akan pernah hilang dari permukaan, beribu kalipun mereka menenggelamkan, fakta itu akan tetap muncul dengan semerbak ke permukaan.


Pada tahun 1845 terjadi bencana yang sangat mengerikan, tersebar wabah penyakit yang menyerang pertanian di Irlandia. Penyakit ini merusak panen kentang yang merupakan makanan pokok rakyat miskin di sana. Hal ini pun menyebabkan terjadinya kelaparan paling parah dalam sejarah Irlandia. Peristiwa itu dikenal dengan “The Great Hunger“ atau “The Great Irish Famine“ dan orang Irlandia menyebutnya sebagai “The Great Potatos Famine“.


Penyebab awal kelaparan ini adalah beruntunnya gagal panen kentang, akibat hampir semua umbi kentang tidak dapat dikonsumsi karena terserang Hawar Kentang. Serangan wabah penyakit ini terus meluas di Eropa, akibat tidak adanya kultivar kentang yang tahan akan wabah penyakit ini.


Pada waktu itu, sepertiga penduduk Irlandia tergantung sepenuhnya pada kentang untuk kelangsungan hidupnya. Akibatnya, dampak terparah mengenai negara itu, diperkirakan 1 juta orang meninggal dunia, dan 1 juta lainnya meninggalkan Irlandia. Selain itu, kelaparan juga disebabkan oleh kebijakan pemerintah Inggris yang mengekspor bibit kentang ke wilayah Eropa Utara serta pemberlakuan tanam paksa dengan harga sewa tanah yang tinggi terhadap para petani Irlandia, yang saat itu menjadi wilayah jajahan Inggris.


Di tengah bencana itu, datanglah secercik harapan dari semenanjung Anatolia, sebuah tempat yang menandai batas wilayah Eropa dan Asia, dinasti itu dikenal dengan nama Khilafah Ottoman Turki. Sultan Abdul Majid I memerintahkan untuk menyelamatkan para korban kelaparan di Irlandia yang telah meminta bantuan keseluruh umat didunia. Maka beliau memutuskan untuk mengirimkan bantuan senilai 10.000 poundsterling untuk menyelamatkan kaum miskin Katholik di Irlandia dan uang tersebut senilai jutaan pounsterling pada zaman sekarang.


Akan tetapi Ratu Victoria meminta Sultan untuk mengirimkan bantuan 1000 poundsterling saja. Permintaan Ratu memang sangat aneh, ini karena Ratu tidak ingin terlihat rendah, karena sebelumnya Ratu telah mengirimkan bantuan senilai 2000 poundsterling, jumlah yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan bantuan yang diberikan oleh Sultan Abdul Majid I.


Dia pun memutuskan untuk tetap mengirimkan bantuan, senilai 1.000 pound kepada petani Irlandia dan menggunakan sisanya untuk membeli berbagai bahan makanan yang dikirimkan secara rahasia, melalui kapal-kapal ekspedisi penyelamatan oleh Umat Islam itu yang mengangkut bahan makanan untuk kaum Nashrani Irlandia tanpa diketahui Inggris.


Maka, berangkat kapal ekspedisi penyelamatan dari ibukota Khilafah Utsmaniyyah di Istanbul berlayar menuju Irlandia untuk melaksanakan misi penyelamatan tersebut. Rencana ini tidak berjalan sesuai dengan rencana, Angkatan Laut Inggris mengetahui hal itu, mereka lantas mencegah kapal bantuan untuk berlabuh di Pelabuhan Belfast dan Corkcity. Namun, Angkatan Laut Islam berhasil memasuki wilayah Irlandia secara diam-diam pada tengah malam dan mendarat di sebuah pelabuhan kecil, yang dikenal dengan Pelabuhan Drogheda, untuk menyelamatkan umat Kristen Katholik di Irlandia.


Umat Nashrani amat terkejut, kala mengetahui yang menyelamatkan mereka dari kematian, bukanlah saudara-saudara mereka Umat Nashrani, yang menutup jalur bantuan untuk mereka, dan justru penyelamat mereka adalah orang-orang dari Turki, pengikut ajaran Nabi yang berasal dari Arab; Muhammad Saw. pembawa sebuah Agama yang mengajarkan arti kemanusiaan, sebuah Agama yang menghempaskan cinta keseluruh penjuru dunia, Agama itu bernama Islam.


Setelah itu, para petinggi Irlandia mengirimkan ucapan terima kasih mereka kepada Khalifah Utsmani, Abdul Majid I, dan surat tersebut masih tersimpan dalam arsip resmi Turki Utsmani hingga hari ini, yang didalamnya tertulis :


Kami atas nama bangsawan dan segenap rakyat Irlandia bermaksud menyampaikan terimakasih dan penghormatan kami kepada yang mulia Sultan Utsmani atas bantuannya yang amat banyak ditengah bencana yang menimpa kami, kami tidak memungkiri bahwa kami telah meminta bantuan kepada beberapa negara untuk menyelamatkan kami dari ancaman serius bencana kelaparan.

Yang mulia Sultan Utsmani telah menunjukan perhatiannya dalam menanggapi permintaan kami, memberikan contoh bagi bangsa Eropa


Dalam ringkasan surat ini, bahwa para petinggi Irlandia berterima kasih kepada Sultan Utsmani atas apa yang telah beliau berikan, untuk menyelamatkan mereka dari bencana kelaparan tersebut, mereka melihat bahwa apa yang telah Utsmani lakukan itu adalah teladan untuk diikuti Negara-Negara Eropa lainnya. 


Hal yang menarik disini, mereka sungguh berbeda dengan kita, mereka tidak melupakan jasa Utsmani kepada mereka, dan ini sifat yang sering kita jumpai dalam budaya Eropa, karena sifat dan tabi’at mereka “Tidak melupakan jasa para pahlawan”. Maka, terlepas dari Agama dan Kebangsaan mereka, Irlandia hingga hari ini masih mengenang jasa Umat Islam dari Kesultanan Utsmani, sampai sebuah klub sepak bola mereka yang didirikan di kota Drogheda, sebuah dermaga kecil yang di sanalah bantuan dari Turki Utsmani diturunkan. 


Maka, dibuatlah lambang klub sepak bola mereka mengikuti lambang Khilafah Islamiyyah Turki Utsmani dan para pemain klub itu sampai hari ini menyematkan di dada mereka lambang Daulah Turki Utsmani, di saat anak-anak muslim memakai baju klub sepak bola yang menyematkan lambang salib di dadanya tanpa mereka menyadari hal itu, begitu pula dengan kedua orang tua mereka.


Pada saat Presiden Turki mengambil bendera yang jatuh ketanah, dia bukan hanya menjaga kehormatan bendera negaranya. Tetapi, yang ia jaga adalah kehormatan para Pahlawan, dan dari tetesan darah mereka lahirlah senyuman-senyuman generasi mendatang, selalu ia ingat, bahwasanya simbol itulah yang dulu pernah hampir menguasai Dunia selama lebih dari 8 abad lamanya. Di bawah panji itulah penyelamatan Andalusia dari pembantaian kaum Kristiani, dibawah panji itulah benteng-benteng kokoh dapat ditaklukan, dibawah panji itulah cahaya dan cinta Islam dihempaskan.


Sumber: Majalah Cakrawala Edisi "Segitiga Cinta" dengan judul asli "Hempasan Cinta di Irlandia"

Posting Komentar

0 Komentar