Subscribe Us

header ads

Rekam Jejak Tim Intif Mesir

Rekam Jejak Tim Intif Mesir

Izin tinggal adalah izin tertulis yang diberikan kepada orang asing yang berada di wilayah suatu negara untuk tinggal dalam jangka waktu tertentu. Sistem kepengurusannya di setiap negara berbeda-beda, tergantung pada aturan dan kebijakan yang diterapkan negara tersebut. Lalu, siapakah badan yang berperan penting dalam kepengurusan izin tinggal mahasiswa Indonesia di Mesir?

Viktif yang merupakan singkatan dari Visa Kolektif merupakan badan yang bertugas mengkoordinir dan mengolektifkan izin tinggal mahasiswa di Mesir berdasarkan kriterianya, yaitu; yang mendapat izin tinggal selama satu tahun dan selama tiga bulan saja, lalu merapikan dan membawannya ke kantor Jawazat Buuts untuk diproses lebih lanjut.

Dahulu, kepengurusan izin tinggal bagi pelajar wafidin bersifat personal. Namun, hal ini ternyata menimbulkan banyak masalah seperti antrian yang sangat panjang serta pemberkasan yang kurang rapi dari pihak pelapor. Akhirnya, Jawazat memberlakukan aturan baru guna menertibkan proses pembuatan izin tinggal ini, yaitu dengan pemberlakuan sistem kolektif dari setiap negara.

Dalam mengaktifkan sistem ini, dipilihlah mandub atau utusan dari setiap negara sebagai tangan kanan Jawazat dalam pemberkasan. Namun, tidak semua negara memiliki mandub. Sampai saat ini hanya beberapa negara berpenduduk banyak saja yang memiliki mandub khusus, seperti; Indonesia, Thailand dan Malaysia.

Melihat proses pemberkasan yang lebih tertib dari sistem ini, akhirnya Jawazat resmi menutup pintu kepengurusan izin tinggal jalur pribadi. Namun patah tumbuh hilang berganti, muncullah efek samping dari penerapan sistem kolektif ini, yaitu penumpukan berkas di Intif karena banyaknya berkas yang masuk dan terbatasnya kuota yang disediakan Jawazat.

Semua masalah memuncak di bulan Mei, yang menyebabkan Tim Viktif harus berkumpul di konsuler. Perkumpulan ini bertujuan untuk membahas keluh kesah Masisir yang diwakili senior. Akhirnya, tim memutuskan untuk mundur dan menyerahkan nasib kepengurusan kolektif ini kepada Masisir sendiri untuk membahas sistem baru yang lebih baik.

Bola panas ini dialihkan ke PPMI selaku induk mahasiswa Indonesia di Mesir. Lalu PPMI mengambil langkah untuk menelisik dan membahas hal ini lebih dalam dengan meminta pertimbangan dari para mandub yang mengetahui secara detail bagaimana kepengurusan dan sistem kerja. Akhirnya, pengunduran diri Viktif ditolak oleh PPMI karena dirasa belum menemukan sistem baru yang lebih baik dan bisa menjadi solusi.

Kepengurusan berlanjut dengan tetap menggunakan sistem lama dengan lebih meminimalisir dan memperbaiki hal-hal yang bermasalah. Pada saat itu, tamatlah riwayat Viktif yang kemudian dibentuk tim baru di bawah pengawasan PPMI Mesir dan kekeluargaan Nusantara bernama Tim Intif.

Pada mulanya, Intif yang baru lahir ini berdiri dengan 5 anggota lama dari Viktif. Mengapa demikian? Karena harus ada kesinambungan dari pengurus lama ke pengurus baru sebagai transformasi nilai. Mengingat bahwa tugas yang dijalani Tim Viktif selama ini bukanlah hal yang mudah, terlebih pengurusan ini menyangkut data dan berkas berharga mahasiswa Indonesia di Mesir.

Barulah pada September 2019, diadakan pendaftaran untuk menjadi anggota Intif baru yang kemudian terpilihlah lima orang dari 40 pendaftar untuk mengemban amanat ini. Jika berkiblat pada AD-ART Tim Viktif terkait periode kepengurusannya yang berkisar selama 2 tahun, maka akan diadakan open recruitment wajib setiap dua tahun sekali atau kurang dari itu jika memang mendesak dan diperlukan.

Dahulu, perekrutan anggota bersifat relawan. Artinya, yang mendaftar sebagai tim adalah orang-orang yang berjiwa besar dan berniat untuk membantu kepengurusan izin tinggal. Banyak yang berminat namun banyak juga yang kemudian berhenti di tengah jalan. Melihat evaluasi dari sistem pengrekrutan ini, akhirnya dibentuklah sistem baru yang lebih resmi dan terorganisir.

Pergantian nama dari Tim Viktif (Visa Kolektif) ke Tim Intif (Izin Tinggal Kolektif) dinilai sudah tepat dan sesuai dengan tugas tim sendiri, yaitu mengkoordinir kepengurusan izin tinggal kolektif. Karena jelas, yang menjadi tanggung jawab dan prioritas tim adalah izin tinggal mahasiswa Indonesia di Mesir, bukan visa yang merupakan syarat izin masuk ke suatu negara.

Dan kini, Tim Intif hadir kembali dengan sistem dan semangat untuk selalu mengupayakan yang terbaik dalam kepengurusan izin tinggal mahasiswa Indonesia di Mesir. Dengan tambahan anggota baru sebanyak lima orang, kini tim ini telah genap berjumlah sepuluh orang di bawah penggawasan Basma Amanuddin.


*/ Anjum Pelangi Putri ed: Rafiah Husna Fatihah

Posting Komentar

0 Komentar